Guns N’ Roses, Masih Menjadi Band Paling Berbahaya di Dunia

Setelah masa penantian yang panjang akhirnya Guns N' Roses akan menggelar konsernya di Indonesia.

Setelah masa penantian yang panjang akhirnya Guns N’ Roses akan menggelar konsernya di Indonesia.

Bagi anda pecinta musik rock 1990 an pasti pernah mendengar nama grup band asal Amerika yang satu ini, yaitu Guns N’ Roses. Band legendaris yang kharismatik ini masih punya jutaan pendengar setia diseluruh dunia. Grup yang sempat dijuluki the most dangerous band in the world ini akhirnya tampil dihadapan penggemar Indonesia. Masihkah band ini layak disebut band paling berbahaya di dunia? Mari kita lihat.

Lahirnya Monster dan Kehancuran.

Guns N’ Roses terbentuk di Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 1985. Pada awal band ini terbentuk tidak ada satupun klab malam disana yang membolehkan mereka tampil atau mau mendengarkan lagu mereka. Personilnya pun sibuk bermain di band lain. Pada saat itu Axl Rose sang vokalis bahkan tergabung dalam dua band sekaligus yaitu LA Guns dan Hollywood Rose. Karena disaat yang bersamaan kedua band ini mendapat tawaran manggung akhirnya ia memutuskan untuk menggabungkan dua nama ini menjadi Guns N’ Roses. Hal ini nantinya bagai penggabungan antara monster dan musik rock yang indah.

Tahun 1987 mereka mengobrak-abrik aluran musik rock diseluruh dunia dengan album pertama mereka, Appetite for Destruction. Kehancuran sepertinya memang mengekor ikut kemana mereka pergi. Kerusuhan saat konser, terlalu banyak menenggak alkohol, berurusan dengan polisi, ribut dengan manajemen adalah cerminan kepribadian mereka. Sisi monster dari seorang manusia.

Saat orang-orang dijejali Rolling Stones, Poison, dan Motley Crue abum Appetite for Destruction meringsek masuk dan mematahkan cengkraman musik pada jaman itu. Sebuah album rock yang sangat istimewa. Intro lagu Sweet Child O’ Mine bahkan dinobatkan sebagai intro gitar paling dikenal di dunia.

Appetite For Destruction. Majalah Rolling Stones pernah mengeluarkan edisi 20 tahun album ini.

Appetite For Destruction. Majalah Rolling Stones pernah mengeluarkan edisi 20 tahun album ini.

Seperti Kanker. Hilangnya Axl.

Sukses adalah ujian. Tahun 1990 Guns N’ Roses memecat drummernya karena ketergantungan heroin. Seperti kanker yang menyebar, tahun berikutnya gitaris Izzy meninggalkan band dengan alasan tidak mau hidupnya semakin rusak. Tahun 1994 kanker yang diderita Guns N’ Roses sudah masuk stadium empat. Perseteruan antara Axl dengan anggota band lain sudah seperti polisi dan maling, tidak pernah akur. Akhirnya Axl harus seorang diri memikul nama besar Guns N’ Roses. Ia pun memilih menghilang dari hadapan publik.

Menghilang untuk kembali.

Menghilang untuk kembali.

Demokrasi a la Axl.

Ada pepatah “prajurit tua tidak pernah mati, mereka diam-diam sedang mengisi amunisi.” Bertahun-tahun menghilang rupanya Axl Rose hanya mati suri. Ia menyiapkan banyak peluru untuk masa depan Guns N Roses. Diwarnai dengan bongkar pasang personil akhirnya tahun 2008 Guns N’ Roses kembali terbentuk dengan delapan orang personil dan melempar album Chinese Democracy.
Album yang memerlukan waktu pembuatan kurang lebih sepuluh tahun ini dijuluki the most anticipated album oleh para kritikus.

The most anticipated album.

The most anticipated album.

Selamat Datang di Indonesia. Kamu (Tidak) Akan Mati!

Sekarang Guns N’ Roses telah terlahir kembali dengan kekuatan penuh. Mereka tampil di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, untuk menutup tahun 2012 dengan rentetan lagu hitsnya. Bagi anda yang datang menonton bisa jadi ini adalah pengalaman istimewa dan sekali seumur hidup. Istimewa karena Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang disinggahi dan mungkin saja ini konser pertama dan terakhir mereka tidak di Indonesia.

Konser yang tadinya akan diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2012 di lapangan D komplek olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, ini terpaksa harus mundur satu hari karena alasan faktor cuaca dan keamanan. Banyak pembeli tiket kecewa akan keputusan ini dan mengembalikan tiket yang sudah dibeli. Untungnya pihak promotor mengerti akan hal ini dan bersedia mengembalikan uang yang sudah dibayarkan. Rupanya julukan band paling berbahaya masih menempel sehingga pihak promotor sampai harus menganggukkan kepala dan memenuhi keinginan band ini untuk pindah tempat konser.

Mundurnya waktu konser hampir membuat kericuhan.

Mundurnya waktu konser hampir membuat kericuhan.

 

Indonesia Raya Berkumandang

“You know where you are?? You’re in the jungle baby, you’re gonna die!!” Teriakan pembuka ini selalu muncul sebelum Axl menyanyikan lagu Welcome To the Jungle.  Lagu pembuka kedua setelah Chinese Democracy ini disambut teriakan penuh energi dari penonton. Diyakini suara penonton saat itu mengalahkan volume penguat suara yang keras. Dalam lagu ini kita bisa mendengar lengkingan suara yang mengantar Axl Rose sebagai vokalis rock papan atas dunia.

Axl Rose dan Bumblefoot

Axl Rose dan Bumblefoot

Setelah gempuran musik yang dahysat keadaan semakin memanas. Terlihat Joko Widodo, gubernur Jakarta, ikut hanyut dalam lautan energi penonton. Keadaan sedikit tenang saat ditengah konser masing-masing personil melakukan melodi solo dengan tempo yang normal. Tapi tiba-tiba keadaan kembali riuh ketika Bumblefoot, gitaris dengan rambut dan janggutnya yang panjang, memainkan bagian refrain Indonesia Raya. Seperti layaknya komando perang semangat penonton semakin terbakar dengan tangan terkepal keatas dan ikut bernyanyi. Hari itu ia sukses membangkitkan rasa nasionalisme semua orang yang hadir disana.

Akankah Mereka Kembali?

Guns N' Roses mengguncang MEIS (16/12/2012).

Guns N’ Roses mengguncang MEIS (16/12/2012). Akankah mereka kembali lagi?

Konser ini memang istimewa dari berbagai sudut. Pertama, mereka adalah musisi dunia yang melegenda dengan keahlian bermusik diatas rata-rata. Sebuah grup yang sering dianggap biang kerok kerusuhan tapi tidak pernah sepi penonton. Kedua, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang disinggahi. Ketiga, tata suara, cahaya, panggung, dan latar belakang video sungguh tertata rapi dan profesional. Keempat, permainan mereka diatas panggung sungguh bagus. Banyak yang mengejek bahwa ini bukanlah Guns N’ Roses yang sesungguhnya. Tetapi banyak sekali penonton yang masih terduduk tak percaya akan aksi panggung mereka setelah konser selesai. Seakan terhipnotis oleh energi yang ditularkan oleh band.

Oleh R. Prasetyo

Leave a comment